Dapatkan informasi dan insight terbaru seputar ekosistem Assemblr, teknologi imersif, dan industri EdTech dalam satu tempat.
Untuk mempersiapkan masa depan para siswa, salah satu kemampuan yang wajib dikuasai ke depannya adalah kemampuan berpikir kritis, atau yang sering disebut juga critical thinking.
Namun, hal yang masih membingungkan bagi sebagian besar guru adalah mengenai cara mengasah kemampuan tersebut.
Padahal, kemampuan berpikir kritis ini sangat diperlukan, terutama demi menghadapi siswa terhadap dunia kerja. Kemampuan-kemampuan yang bersifat repetitif mudah untuk digantikan, tetapi tidak dengan kemampuan berpikir kritis.
Di artikel ini, Anda akan menemukan berbagai cara yang tepat untuk mengasah kemampuan berpikir kritis para siswa. Cek selengkapnya di bawah ini, yuk!
Sebagai guru, berikan kuasa untuk siswa agar bisa berpikir lebih dalam mengenai ide-ide yang mereka miliki.
Ajak mereka belajar berpikir bahwa tidak apa-apa untuk menganalisis berbagai asumsi yang mereka punya. Pertanyakan jawaban-jawaban yang terbaik, atau bahkan hal-hal yang bisa membantah jawaban yang sudah disediakan.
Jadi, mereka bisa memiliki level pemahaman yang lebih dalam, serta bisa mengutarakan ide yang mereka punya dengan lebih baik.
Banyak orang merasa—bahkan dituntut—untuk memberikan ide dengan cepat. Namun, tidak apa-apa juga untuk lebih berhati-hati saat memikirkan ide Anda. Dengan begitu, Anda bisa lebih menghargai pendapat dan ide orang lain.
Kemampuan reasoning sendiri, atau memikirkan alasan di balik suatu gagasan atau ide, adalah komponen penting yang juga mencakup kemampuan berpikir kritis.
Dengan menguasai kemampuan tersebut, siswa akan mampu berpikir secara logis, mengevaluasi bukti, dan menganalisa sebuah argumen.
Selain itu, siswa juga bisa membuat keputusan dengan lebih baik dan memecahkan masalah dengan baik juga.
Lalu, bagaimana cara melatih kemampuan tersebut? Cara yang paling sederhana adalah dengan memberikan aktivitas problem-solving, sehingga bisa melatih cara berpikir mereka.
Misalnya, berilah contoh permasalahan yang nyata, dan mintalah mereka menggunakan kemampuan reasoning untuk mencari solusi.
Setelah mereka mendapatkan solusinya, ajaklah mereka mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Di tengah gempuran pertanyaan atau argumen yang berlawanan dari teman-temannya, perhatikan apakah mereka berusaha tetap teguh dengan pendapat mereka.
Dengan maraknya informasi-informasi hoaks dan situs-situs palsu yang tersebar luas di internet, siswa harus mampu memilih informasi dengan selektif untuk mereka gunakan sebagai bahan belajar.
Bagi siswa, nilai dasar yang perlu dimiliki adalah aspek kredibilitas—apakah sumber bacaan tersebut bisa diandalkan atau tidak. Untuk itu, Anda juga berhak mengajarkan bagaimana cara mencari sumber yang kredibel secepat mungkin.
Saat Anda menanyakan pertanyaan bersifat terbuka atau open-ended, hal tersebut melatih kemampuan berpikir kritis siswa.
Dengan begitu, mereka akan diajak melakukan riset dahulu sebelum melahirkan ide-ide mereka. Bahkan, Anda juga bisa menciptakan ruang diskusi untuk para siswa bisa berpendapat dengan bebas.
Sebagai contoh, Anda bisa menanyakan, “Bagaimana pendekatan kamu terhadap masalah ini?”, atau “Di mana sumber yang tepat untuk mengatasi masalah ini?”.
Kedua pertanyaan tersebut tidak berfokus pada jawaban benar atau salah, tetapi di sini, Anda bisa menggali pola pikir yang berbeda dari masing-masing siswa.
Namun, terkadang permasalahan muncul ketika para siswa harus menjawab secara spontan.
Untuk mengatasinya, Anda bisa mengajak mereka melakukan journaling untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tertulis. Mereka juga bisa memiliki waktu untuk memikirkan sejenak jawaban di depan kelas.
Kebebasan berpendapat di depan orang lain adalah salah satu cara untuk mengasah kemampuan berpikir kritis. Namun, jika tidak menciptakan suasana yang mendukung, siswa pasti akan kesulitan untuk bersuara.
Sebagai guru yang suportif, Anda perlu memiliki pola pikir bahwa tidak ada pendapat benar dan salah.
Jadi, tidak perlu mengkritik pendapat anak-anak secara berlebihan. Selain itu, jangan lupa juga untuk memberikan apresiasi setelah mereka berpendapat.
Sebaiknya, ruang kelas bisa menjadi tempat sebebas-bebasnya untuk para siswa bertanya dan bersuara.
Dimulai dari sikap Anda sebagai guru, pastikan agar sikap terbuka juga ditanamkan kepada para siswa saat mereka berpendapat.
Jadi, itu dia beberapa tips yang bisa Anda lakukan agar bisa mengasah kemampuan berpikir kritis di kelas.
Jangan sampai terlambat melatih kemampuan ini, ya, karena Anda bisa mengajarkannya sedini mungkin!
Jika membutuhkan aktivitas pemacu, Assemblr EDU juga bisa menjadi tools alternatif yang tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Dengan Editor-nya yang bisa leluasa digunakan untuk membuat proyek kreatif berbasis 3D/AR, Anda bisa memberikan tugas bagi para siswa yang sesuai dengan capaian kemampuan berpikir kritis untuk mereka bisa tuangkan kreativitas dengan bebas.
Jl. Ir. H.Juanda no. 477A Blok D
Bandung, Jawa Barat. Indonesia
336 Smith Street 05-301
Pusat Jembatan Baru, Singapura. 050336
+62 (22) 2046 3080
Hubungi Kami