Banyak orang merasa hal-hal berbau sains, apalagi riset, terkesan membosankan. Apa jadinya jika digabungkan dengan teknologi AR yang interaktif?
Sejak tahun 2014, Indonesia melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan (kini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemdikbud) telah menciptakan 70.000 hasil riset untuk berbagai bidang sains. Untuk merilis hasil-hasil riset tersebut, Kemenristek mengadakan STAFair—pameran lima riset di bidang maritim, pangan, dan energi berkelanjutan.
Kebanyakan anak muda merasa riset-riset berbau sains terkesan membosankan. Semuanya dilakukan secara terstruktur dan kaku, dan di banyak kasus lainnya, presentasi hasilnya pun tidak kalah serius. Melalui STAFair ini, Kemenristek mencari cara yang lebih segar untuk mengenalkan dan mengajak anak-anak muda untuk belajar dan terinspirasi.
Dengan bantuan Assemblr, Kemenristek menggabungkan elemen-elemen imersif seperti projection mapping dan 3D & augmented reality (AR) untuk memvisualisasikan hasil riset yang kompleks. Pengunjung bisa menikmatinya dengan instalasi yang menarik—mulai dari model 3D hingga produk-produk bermesin melalui portal yang membawa mereka ke dunia bawah laut. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
